April 18, 2008

M.Sayid Wijaya Berprestasi lewat Casciscus

BUKAN perkara mudah untuk mewujudkan sebuah cita-cita. Tak cukup berbekal mimpi dan angan saja. Namun membutuhkan usaha yang dibalut doa, pantang berputus asa demi mewujudkan cita-cita tersebut. Itulah filsafah hidup yang menjadi penyemangatnya M. Sayid Wijaya dalam setiap aktivitasnya.

Sobat Dunia Kampus, kali ini kami menampilkan sosok lelaki kelahiran Metro, tanggal 17 Maret 1988 ini sebagai profil kampus STAIN Jurai Siwo Metro. Kenapa kami memilih Sayid? Coba saja simak tulisan ini.

Dilihat dari penampilannya, pria berbadan tambun ini terlihat biasa-biasa saja. Sama seperti mahasiswa kebanyakan. Namun, dont judge the book by the cover. Siapa yang menyangka, pemuda penggemar pempek ini memiliki seabrek prestasi. Tak hanya di bidang akademik, tetapi juga di keorganisasian. Tentu semua itu dia raih melalui kedisiplinan dan kerja keras. Nah, sikap kerja kerasnya inilah yang patut kita contoh dan tiru.

Kini, M. Sayid Wijaya duduk di tingkat III Program Studi Bahasa Inggris STAIN Metro. Walau masih terbilang muda, prestasi akademiknya cukup membanggakan. Tidak hanya indeks prestasi komulatif (IPK)-nya yang bagus, yaitu 3,52. Akan tetapi, untuk urusan debat bahasa Inggris-pun, cowok berkacamata minus ini perlu diperhitungkan.

Kecintaannya pada bahasa Inggris sejak ia duduk di bangku SMP. Hobinya itu juga ditopang dengan berbagai kursus di lembaga bahasa Inggris.

Kemampuan berbicara casciscus menggunakan bahasa Inggris mulai terlihat di forum-forum ketika ia menginjak SMA. Ia kerap mewakili sekolah untuk mengikuti perlombaan bahasa internasional ini. Mulai pidato sampai pada debat bahasa Inggris. Bahkan, sekarang dia dipercaya menjadi salah satu kakak asuh (pengajar) di Jurai Siwo English Clup (JS-EC) di kampus STAIN Metro.

Di kampus STAIN Metro, ia pernah menyabet juara I lomba pidato bahasa Inggris pada tahun 2006. Padahal, saat itu ia baru duduk di semester I, tetapi dia tidak pernah malu menunjukkan bakatnya di depan umum.

Selain jago berbahasa Inggris, anak ketiga dari empat bersaudara pasangan H. Sudiyono dan Hj. Siti Mardiana Hayati ini juga pandai membaca puisi. Kemampuannya membaca puisi ia buktikan dengan menyabet juara III lomba baca puisi se-Lampung di IAIN Bandar Lampung tahun 2005.

Berkat kemampuanya itulah, ia terpilih mewakili kampus STAIN Metro mengikuti lomba pidato bahasa Inggris dalam acara Annual Conference dan Pekan Ilmiah Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) Se-Indonesia di Lembang, Bandung, tahun 2006.

Tidak hanya itu, sobat kita ini juga aktif berkecimpung dalam organisasi kemahasiswaan. Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) Kronika menjadi pilihanya. Dia dipercaya sebagai redaktur pelaksana dan artistik. Sebagai seorang jurnalis kampus, tentunya Sayid tak pernah lepas dari dunia tulis-menulis. "Saya sudah sering menulis cerita pendek (cerpen) sejak di MAN dahulu," ujarnya.

Akan tetapi, cerpen Sayid bukan cerpen biasa, karangan itu ditulis dalam bahasa Inggris. Untuk mengurangi kepenatannya usai melakukan seabrek aktivitas, ia pun menyempatkan diri bermain PlayStation.

"Hidup adalah perjuangan, maka harus dijalani dengan semangat dan kerja keras," ujarnya. Kalimat itulah terus dia lontarkan untuk memotivsi diri dan teman-temannya. Plus dukungan kedua orang tuanya. (LAMPUNG POST, Kamis, 27 September 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar