Januari 24, 2014

Para Penjajah Seks Komersial adalah Candu: Kata Bupati


Para PSK adalah candu bagi keluarga mereka karena mereka mampu menafkahi sendiri keluarga mereka; oleh karena itu, sangat tidak manusiawi menutup tempat-tempat prostitusi, kata seorang bupati.

“Menutup tempat-tempat prostitusi juga akan membawa banyak masalah, seperti kemiskinan dan penyebaran penyakit seksual yang tidak terkontrol,” Widya Kandi Susanti, Bupati Kendal, Jawa Tengah, seperti dikutip dari Kompas.com pada hari Kamis.

“Kita dapat dengan mudah menutup tempat-tempat prostitusi tetapi kita perlu memberikan mereka pekerjaan dengan alternatif lain untuk melanjutkan hidup,” dia menambahkan.

Widya mengatakan bahwa para PSK di Kendal rutin ditawari kursus menjahit supaya mereka mampu mendapatkan uang dari kemampuan barunya itu, tetapi setelah beberapa bulan mereka memutuskan kembali ke bisnis penjajahan seks tersebut.

“Mereka kembali ke dunia prostitusi dikarenakan mereka merasa sulit mendapatkan kostumer dengan profesi baru mereka itu, sedangkan sebagai PSK, mereka paling tidak memiliki lima pelanggan sehari,” kata Widya.

Dia menambahkan bahwa dengan adanya kondisi sosial seperti sekarang ini di Kendal, khusunya berkaitan dengan isu prostitusi, tidak lagi tepat menggunakan istilah “Kendal Beribadat” sebagai slogan untuk kabupaten.

“Kata “Beribadat” memiliki makna yang positif, sedangkan di Kendal, banyak kompleks-kompleks prostitusi besar dan sejumlah besar pengguna obat-obatan terlarang. Dengan mengganti slogan kami menjadi ”Kendal Hebat”, kami berharap mampu memotivasi masyarakat untuk menjadi hebat karena orang hebat tahu apa yang baik bagi mereka dan apa yang tidak,” jelasnya.

Diterjemahkan oleh: M. Sayid Wijaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar