Para PSK adalah candu bagi keluarga mereka karena mereka
mampu menafkahi sendiri keluarga mereka; oleh karena itu, sangat tidak
manusiawi menutup tempat-tempat prostitusi, kata seorang bupati.
“Menutup tempat-tempat prostitusi juga akan membawa banyak
masalah, seperti kemiskinan dan penyebaran penyakit seksual yang tidak
terkontrol,” Widya Kandi Susanti, Bupati Kendal, Jawa Tengah, seperti dikutip
dari Kompas.com pada hari Kamis.
“Kita dapat dengan mudah menutup tempat-tempat prostitusi
tetapi kita perlu memberikan mereka pekerjaan dengan alternatif lain untuk
melanjutkan hidup,” dia menambahkan.
Widya mengatakan bahwa para PSK di Kendal rutin ditawari
kursus menjahit supaya mereka mampu mendapatkan uang dari kemampuan barunya
itu, tetapi setelah beberapa bulan mereka memutuskan kembali ke bisnis penjajahan
seks tersebut.
“Mereka kembali ke dunia prostitusi dikarenakan mereka
merasa sulit mendapatkan kostumer dengan profesi baru mereka itu, sedangkan
sebagai PSK, mereka paling tidak memiliki lima pelanggan sehari,” kata Widya.
Dia menambahkan bahwa dengan adanya kondisi sosial seperti
sekarang ini di Kendal, khusunya berkaitan dengan isu prostitusi, tidak lagi
tepat menggunakan istilah “Kendal Beribadat” sebagai slogan untuk kabupaten.
“Kata “Beribadat” memiliki makna yang positif, sedangkan di
Kendal, banyak kompleks-kompleks prostitusi besar dan sejumlah besar pengguna
obat-obatan terlarang. Dengan mengganti slogan kami menjadi ”Kendal Hebat”,
kami berharap mampu memotivasi masyarakat untuk menjadi hebat karena orang
hebat tahu apa yang baik bagi mereka dan apa yang tidak,” jelasnya.
Diterjemahkan oleh: M. Sayid Wijaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar