Mei 24, 2008

SAMIRI

(Winning LMCPI 2 [Lomba Menulis Cerpen dan Puisi Islami] LDK STAIN Metro 2008)

Dalam peninggalan[1]

dan warisan Bani Israil tersulut bisa Samiri

bisa dari setetes Assamirah.


Menjalar di selubung syaraf

mengisi lubang di sudut kepala mereka dengan perhiasan

Samiri,

melahirkan lembu emas dari khianat mereka

dari pengindahan Harun

dari Jabal Sinai dan Taurat

Berkata Musa: “Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?”[2]

Menjulur lidahnya bercabang

menghitamkan nafsu pula jejak rosul[3]dari segenggam pengetahuan

membatukan ketetapan pada patung yang berongga.[4]

Berhembuslah adzab

mengasihi kesendirian dalam fana

terbakar di ujung kobar api neraka berbalut sesembahan

dan dari Dia, Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.

Begitulah Samiri

dari secarik goresan pada THAAHAA.[5]



[1] Nabi Musa sedang bermunajat dengan Allah di Gunung Sinai untuk menerima Taurat.

[2] Surat Thaahaa, ayat 95.

[3] Yang dimaksud dengan “jejak rosul” di sini adalah ajaran – ajarannya. Menurut faham ini Samiri mengambil sebahagian dari ajaran – ajaran Musa kemudian dilemparkannya ajaran-ajaran itu sehingga dia menjadi sesat. Menurut sebahagian ahli tafsir yang lain yang dimaksud dengan “jejak rosul” itu ialah telapak kuda Jibril a.s. Artinya Samiri mengambil segumpal tanah dari jejak itu lalu dilemparkannya ke dalam logam yang sedang dihancurkan sehingga logam itu berbentuk anak sapi yang mengeluarkan suara.

[4] Para mufassirin berpendapat bahwa patung itu tetap patung tidak bernyawa dan suara seperti lembu itu hanyalah disebabkan oleh angin yang masuk kedalam rongga patung itu dengan tehnik yang dikenal oleh Samiri waktu itu dan sebagian mufassirin ada yang menafsirkan bahwa patung yang dibuat dari emas itu kemudian menjadi tubuh yang bernyawa dan mempunyai suara lembu.

[5] Surat Thaahaa, ayat 85 – 98.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar