Februari 26, 2018

Apakah Materi Dalam Buku Bisa Keliru?


Waktu itu saya sedang mengajar Mata Kuliah 'Educational Statistics'. Kalau saya tidak salah mahasiswi/a saya sedang membahas materi 'Pengujian Hipotesis' dimana mereka sedang menerangkan tentang kesalahan dalam pengujian hipotesis. Penjelasan mereka tentang kesalahan Tipe I dan Tipe II dalam pengujian hipotesis sangat bagus sekali. Jelas dan akurat. Salah seorang dari mereka menjelaskan bahwa kesalahan Tipe I terjadi jika peneliti menolak hipotesis nol (Ho) padahal hipotesis nol tersebut benar dan kesalahan Tipe II terjadi jika peneliti menerima hipotesis nol (Ho) padahal hipotesis nol tersebut salah. 


Sebenarnya tidak ada yang salah dari pemaparan tentang kesalahan Tipe I dan Tipe II oleh kelompok mahasiswa tersebut. Hal yang mengganjal muncul saat mereka menjelaskan Tabel yang mereka kutip dari sebuah buku cetak statistika yang berjudul 'Pengantar Statistika'.  Tabel tersebut menjelaskan Tipe Kesalahan dalam pengujian hipotesis yang sayangnya tidak sejalan dengan konsep dari masing-masing tipe kesalahan tersebut.


Tabel tentang Tipe Kesalahan dari buku Pengantar Statistika

Tabel VI.1 yang berasal dari buku ‘Pengantar Statistika’ tersebut menjelaskan konsep kesalahan Tipe I dan II yang berbeda, padahal pemaparan konsep yang disampaikan oleh mahasiswa tersebut diambil dari buku tersebut. Berdasarkan Tabel tersebut, kesalahan Tipe I terjadi jika peneliti menerima hipotesis nul padahal hipotesis nul tersebut salah. Kesalahan ini seharusnya kesalahan Tipe II. Sedangkan berdasarkan tabel tersebut, kesalahan Tipe II terjadi jika peneliti menolak hipotesis nul padahal hipotesi null tersebut benar. Kesalahan ini seharusnya kesalahan Tipe I. Nah, terjadi kekeliruan konsep pada tabel tersebut terkait dengan konsep kesalahan Tipe I dan Tipe II.

Merujuk pada beberapa literature yang membahas tentang pengujian hipotesis khususnya pembahasaan kesalahan dalam pengujian hipotesis, konsep kesalahan Tipe I dan Tipe II yang seharusnya adalah yang dipaparkan oleh kelompok mahasiswa tersebut. Bukan seperti dipaparkan pada Tabel VI.1 dalam buku ‘Pengantar Statistika’. Mari kita lihat penjelasan Ruth (2011) berikut ini terkait dengan Errors in Decision Making.

“When researchers decide to reject the null hypothesis (Ho) when in fact it is true and should not be rejected, they are making a Type I error. And, when they decide to retain the null hypothesis when in fact it should be rejected, they are making a Type II error.”

Konsep kesalahan Tipe I dan Tipe II yang dijelaskan oleh Ruth (2011) tidak sejalan dengan Tabel VI.1 pada buku tersebut. Namun rasanya kurang fair jika hanya merujuk pada Ruth (2011) saja. Ary et.al. (2014) menggambarkan kesalahan Tipe I dan Tipe II sebagai berikut.

“A Type I error is a ‘false alarm’- the investigor thinks he or she has something when there is nothing. A Type II error is a ‘miss – the investigator concludes there is nothing when there really is something.”

Dari penjelasaan tersebut bisa diamati bahwasanya kesalahan Tipe I diibaratkan sebagai ‘false alarm’ dimana peneliti mengganggap bahwa dia memperoleh sesuatu padahal sebenarnya tidak ada apa-apa. Sedangkan kesalahan Tipe II dibaratkan sebagai ‘miss’ dimana peneliti menggap bahwa dia tidak memperoleh sesuatu padahal sebenarnya ada.

Mungkin penjelasan dari Ary et.al. (2014) masih sedikit abstrak. Tetapi mereka memberikan gambaran yang mirip pada Tabel VI.1. Berikut tabel konsep Kesalahan Tipe I dan Tipe II berdasarkan Ary et.al. (2014).

Tabel 7.2 Schematic Representation of Type I and Type II Error
Real Situation in the Population

Ho is true
Ho is false
Investigator’ decision after Making Test of Significance
Rejects Ho
Type I error
Correct
Retains Ho
Correct
Type II error

Tabel tersebut jelas sekali menjelaskan bahwa kesalahan Tipe I terjadi ketika peneliti menolak hipotesis nul (Ho) padahal hipotesis nul tersebut benar dan kesalahan Tipe II terjadi ketika peneliti menerima hipotesis nul padahal hipotesis nul tersebut salah.

Apa yang dijelaskan oleh Ruth (2014) dan Ary et.al. (2014) berlawanan dengan apa yang digambarkan oleh Table VI.1 pada buku ‘Pengantar Statistika’ tersebut. Terjadi kekeliruan pada penempatan kesalahan Tipe I dan Tipe II. Seharusnya Tabel tersebut menggambarkan kesalahan dalam pengujian hipotesis seperti pada tabel berikut ini.

Tabel Kesalahan Dalam Pengujian Hipotesis
Kesimpulan
Keadaan Sebenarnya
Ho benar
Ho salah
Menerima Ho                       
Benar
Kesalahan Tipe II
Menolak Ho
Kesalahan Tipe I
Benar

Nah, sebenarnya saya tidak judging buku tersebut bagus atau tidak bagus, layak atau tidak layak, benar atau tidak benar. Saya ingin melihatnya dari sisi saya sebagai pembaca. Kekeliruan seperti ini bukan hal yang baru dan tabu. Dalam beberapa kasus malah kita menemukan banyak kekeliruan terjadi baik itu dalam penulisan atau perujukan, dan bahkan penjelasan konsep. Sebagai pembaca yang baik, kita juga harus kritis dalam menelaah informasi dari sumber tersebut. Apakah ada perbedaan konsep dari satu literatur dan literatur lainnya yang nantinya akan membuat kita sebagai pembaca ragu dengan konsep tersebut. Salah satu cara untuk memastikannya adalah dengan membacar literatur sebanyak mungkin. Apakah sebagian besar literatur punya kesamaan konsep atau sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi, kita sebagai pembaca yang baik harus menelaah bagaimana perbedaan konsep itu bisa terjadi. Salah satunya seperti pada Tabel VI.1 dalam buku ‘Pengantar Statistika’.

Saya sebagai pendidik harus meluruskan hal yang keliru seperti itu dengan  menunjukkan beberapa literatur yang menjelaskan konsep tersebut hingga nantinya anak didik akan percaya dengan kekeliruan pada table tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengubah paradigma yang mengagungkan “Buku Tidak Pernah Salah’. Maksudnya adalah ketika apa yang ingin kita landaskan sebagai acuan tindakan dinyatakan jelas dalam sebuah buku, maka hal tersebut menjadi absolut. Mutlak. Karena hal tersebut dinyatakan dalam buku, maka hal tersebut sudah pasti benar. Karena buku tidak pernah salah. Ya. Benar. Buku tidak pernah salah. Yang melakukan kesalahan atau kekeliruan adalah penulis atau penyunting yang harus proofreading dengan cermat materi dalam bukunya. To err is human. Wajar jika terjadi satu dua kekeliruan dalam materi buku. Menyalahkan, memaki, ataupun menghujat tidak akan menyelesaikan kekeliruan itu, kecuali memberi masukan ke pengarang atas kekeliruan tersebut. Yuk kita lebih kritis lagi dalam memahami konsep dari literatur yang kita baca. Semangat.

Referensi

Ary, D., Jacobs, L. C., Sorensen, C. K., & Walker, D. A. (2014). Introduction to Research in Education (9th Edition). Belmont: Wadsworth.
Ruth, D. (2011). Practical Statistics for Educators (4th Edition). Plymouth: Rowman & Littlefield Publisher Inc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar