Waktu itu saya sedang mengajar Mata Kuliah 'Educational
Statistics'. Kalau saya tidak salah mahasiswi/a saya sedang membahas materi
'Pengujian Hipotesis' dimana mereka sedang menerangkan tentang kesalahan
dalam pengujian hipotesis. Penjelasan mereka tentang kesalahan Tipe I dan Tipe
II dalam pengujian hipotesis sangat bagus sekali. Jelas dan akurat. Salah
seorang dari mereka menjelaskan bahwa kesalahan Tipe I terjadi jika
peneliti menolak hipotesis nol (Ho) padahal hipotesis nol tersebut benar dan
kesalahan Tipe II terjadi jika peneliti menerima hipotesis nol (Ho)
padahal hipotesis nol tersebut salah.
Sebenarnya tidak ada yang salah dari pemaparan tentang kesalahan
Tipe I dan Tipe II oleh kelompok mahasiswa tersebut. Hal yang mengganjal muncul
saat mereka menjelaskan Tabel yang mereka kutip dari sebuah buku cetak
statistika yang berjudul 'Pengantar Statistika'. Tabel tersebut
menjelaskan Tipe Kesalahan dalam pengujian hipotesis yang sayangnya tidak
sejalan dengan konsep dari masing-masing tipe kesalahan tersebut.
Tabel VI.1 yang berasal dari buku ‘Pengantar Statistika’ tersebut
menjelaskan konsep kesalahan Tipe I dan II yang berbeda, padahal pemaparan
konsep yang disampaikan oleh mahasiswa tersebut diambil dari buku tersebut.
Berdasarkan Tabel tersebut, kesalahan Tipe
I terjadi jika peneliti menerima hipotesis nul padahal hipotesis nul
tersebut salah. Kesalahan ini seharusnya kesalahan Tipe II. Sedangkan berdasarkan tabel tersebut, kesalahan Tipe II terjadi jika peneliti menolak hipotesis
nul padahal hipotesi null tersebut benar. Kesalahan ini seharusnya kesalahan Tipe I. Nah, terjadi kekeliruan konsep
pada tabel tersebut terkait dengan konsep kesalahan Tipe I dan Tipe II.
Merujuk pada beberapa literature yang membahas tentang pengujian
hipotesis khususnya pembahasaan kesalahan dalam pengujian hipotesis, konsep
kesalahan Tipe I dan Tipe II yang seharusnya adalah yang dipaparkan oleh
kelompok mahasiswa tersebut. Bukan seperti dipaparkan pada Tabel VI.1 dalam
buku ‘Pengantar Statistika’. Mari kita lihat penjelasan Ruth (2011) berikut ini
terkait dengan Errors in Decision Making.
“When researchers decide to
reject the null hypothesis (Ho) when in fact it is true and should not be
rejected, they are making a Type I error.
And, when they decide to retain the null hypothesis when in fact it should be
rejected, they are making a Type II
error.”
Konsep kesalahan Tipe I dan Tipe II yang dijelaskan oleh Ruth
(2011) tidak sejalan dengan Tabel VI.1 pada buku tersebut. Namun rasanya kurang
fair jika hanya merujuk pada Ruth
(2011) saja. Ary et.al. (2014) menggambarkan kesalahan Tipe I dan Tipe II sebagai
berikut.
“A Type I error is a ‘false
alarm’- the investigor thinks he or she has something when there is nothing. A
Type II error is a ‘miss – the investigator concludes there is nothing when
there really is something.”
Dari penjelasaan tersebut bisa diamati bahwasanya kesalahan Tipe I
diibaratkan sebagai ‘false alarm’ dimana
peneliti mengganggap bahwa dia memperoleh sesuatu padahal sebenarnya tidak ada
apa-apa. Sedangkan kesalahan Tipe II dibaratkan sebagai ‘miss’ dimana peneliti menggap bahwa dia tidak memperoleh sesuatu
padahal sebenarnya ada.
Mungkin penjelasan dari Ary et.al. (2014) masih sedikit abstrak.
Tetapi mereka memberikan gambaran yang mirip pada Tabel VI.1. Berikut tabel
konsep Kesalahan Tipe I dan Tipe II berdasarkan Ary et.al. (2014).
Tabel 7.2 Schematic Representation of Type I and Type II Error
Real Situation in the
Population
|
|||
|
Ho is
true
|
Ho is
false
|
|
Investigator’ decision after Making Test of Significance
|
Rejects Ho
|
Type I
error
|
Correct
|
Retains Ho
|
Correct
|
Type II
error
|
Tabel tersebut jelas sekali menjelaskan bahwa kesalahan Tipe I
terjadi ketika peneliti menolak hipotesis nul (Ho) padahal hipotesis nul
tersebut benar dan kesalahan Tipe II terjadi ketika peneliti menerima hipotesis
nul padahal hipotesis nul tersebut salah.
Apa yang dijelaskan oleh Ruth (2014) dan Ary et.al. (2014)
berlawanan dengan apa yang digambarkan oleh Table VI.1 pada buku ‘Pengantar
Statistika’ tersebut. Terjadi kekeliruan pada penempatan kesalahan Tipe I dan
Tipe II. Seharusnya Tabel tersebut menggambarkan kesalahan dalam pengujian
hipotesis seperti pada tabel berikut ini.
Tabel Kesalahan Dalam Pengujian Hipotesis
Kesimpulan
|
Keadaan Sebenarnya
|
|
Ho benar
|
Ho salah
|
|
Menerima Ho
|
Benar
|
Kesalahan
Tipe II
|
Menolak Ho
|
Kesalahan
Tipe I
|
Benar
|
Nah, sebenarnya saya tidak judging
buku tersebut bagus atau tidak bagus, layak atau tidak layak, benar atau tidak
benar. Saya ingin melihatnya dari sisi saya sebagai pembaca. Kekeliruan seperti
ini bukan hal yang baru dan tabu. Dalam beberapa kasus malah kita menemukan
banyak kekeliruan terjadi baik itu dalam penulisan atau perujukan, dan bahkan
penjelasan konsep. Sebagai pembaca yang baik, kita juga harus kritis dalam
menelaah informasi dari sumber tersebut. Apakah ada perbedaan konsep dari satu
literatur dan literatur lainnya yang nantinya akan membuat kita sebagai pembaca
ragu dengan konsep tersebut. Salah satu cara untuk memastikannya adalah dengan
membacar literatur sebanyak mungkin. Apakah sebagian besar literatur punya
kesamaan konsep atau sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi, kita sebagai
pembaca yang baik harus menelaah bagaimana perbedaan konsep itu bisa terjadi.
Salah satunya seperti pada Tabel VI.1 dalam buku ‘Pengantar Statistika’.
Saya sebagai pendidik harus meluruskan hal yang keliru seperti itu
dengan menunjukkan beberapa literatur
yang menjelaskan konsep tersebut hingga nantinya anak didik akan percaya dengan
kekeliruan pada table tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengubah paradigma
yang mengagungkan “Buku Tidak Pernah
Salah’. Maksudnya adalah ketika apa yang ingin kita landaskan sebagai acuan
tindakan dinyatakan jelas dalam sebuah buku, maka hal tersebut menjadi absolut. Mutlak. Karena hal tersebut
dinyatakan dalam buku, maka hal tersebut sudah pasti benar. Karena buku tidak pernah
salah. Ya. Benar. Buku tidak pernah salah. Yang melakukan kesalahan atau
kekeliruan adalah penulis atau penyunting yang harus proofreading dengan cermat materi dalam bukunya. To err is human. Wajar jika terjadi satu
dua kekeliruan dalam materi buku. Menyalahkan, memaki, ataupun menghujat tidak
akan menyelesaikan kekeliruan itu, kecuali memberi masukan ke pengarang atas
kekeliruan tersebut. Yuk kita lebih kritis lagi dalam memahami konsep dari
literatur yang kita baca. Semangat.
Referensi
Ary, D., Jacobs, L. C., Sorensen, C. K., & Walker, D. A.
(2014). Introduction to Research in Education (9th Edition). Belmont:
Wadsworth.
Ruth,
D. (2011). Practical Statistics for Educators (4th Edition). Plymouth:
Rowman & Littlefield Publisher Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar